Latar Belakang
Sakarida merupakan salah satu biomolekul yang paling penting di dunia. Sakarida dikenal juga sebagai karbohidrat yang bertanggung jawab untuk berbagai peran dalam semua makhluk hidup, terutama dalam mengendalikan energi dalam sel serta menyediakan integritas struktural. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen serta memiliki gugus umum keton dan aldehid . Sakarida atau gula memiliki gugus samping hidroksil pada cincinnya, sehingga meningkatkan kelarutannya didalam air. Sakarida terbagi atas monosakarida, oligosakarida dan disakarida, perbedaan mendasar dari ketiga jenis sakarida tersebut yaitu jumlah molekul gula yang dikandungnya.
Kromatografi kertas merupakan teknik pemisahan paling sederhana yang memanfaatkan kepolaran suatu senyawa terhadap dua fase yang digunakan. Kromatografi kertas menyatakan komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Prinsip dari pemishan ini yaitu partisi komponen yang terjadi antara fase diam dan fase gerak, seingga dalam suatu pemisahan yang berhasil, solut-solut dari campuran akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. (Day dan Underwood, 2002). Teknik kromatografi kertas menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki banyak gugus fungsi OH. Selulosa mrpakan polimer dari gula sederhana. Gugus OH pada selulosa memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Lembaran kertas berpran sebgai penyngga dan sebagai fase diam yang menjerap analat diantara struktur pori kertas (Consden et al 1994).
Tujuan
Menentukan nilai Rf standar gula glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa dengan kromatografi kertas, menentukan jenis gula yang terkandung dalam sampel dengan membandingkannya dengan nilai Rf standar, serta mengetahui eluen yang terbaik pada pemisahan gula.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan ialah tabung kromatografi, pipa kapiler, pensil, penggaris, benang, jarum, kaca, pinset, oven, pembakar bunsen, corong pisah, statif, dan peralatan gelas.
Bahan yang digunakan ialah analat (campuran gula), standar gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa), n-butanol, asam asetat, etanol, akuades, KmnO4, dan kertas kromatografi.
Bahan yang digunakan ialah analat (campuran gula), standar gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa), n-butanol, asam asetat, etanol, akuades, KmnO4, dan kertas kromatografi.
Metode
Tabung kromatografi diisi dengan eluen sebanyak 50 ml, ditutup rapat dan dikocok perlahan sampai homogen. Penjenuhan dilakukan dengan mendiamkan eluen kurang lebih selama 30 menit. Pada kertas kromatografi dibuat garis start pada jarak 2 cm dan panjang linstasan eluan 8 cm sampai front. Pada garis start ditandai dengan pensil untuk standar dan sampel dengan jarak tiap titik sama, diberi nama yang sesuai. Standar dan sampel ditotolkan pada kertas yang telah diberi tanda dengan pipa kapiler sampai jenuh dengan diselingi pengeringan setiap penotolan. Kertas dibentuk silinder dan diikat menggunakan jarum dan benang. Dengan hati hati kertas yang telah dibuat silinder dimasukan kedalam tabung kromatografi yang telah dijenuhkan. Sistem dibiarkan berjalan, pencatatan waktu dimulai ketika eluan mencapai start dan berhenti ketika mencapai front. Kertas dikeluarkan dan dikering udarakan kemudian diberi pewarna ninhidrin dengan menyemprotkannya didalam ruang asam. Penyemprotan dilakukan dari bagian bawah terlebih dahulu. Kertas hasil pemisahan yang telah diberi warna kemudian dikeringkan didalam oven dan kemudian diidentifikasi. Tabung kromatografi yang digunakan sebanyak 4 buah, dengan menggunakan 2 eluen yang berbeda. Tabung 1 dan 2 diisi dengan eluen n-butanol-asam asetat- air dengan perbandingan 4:2:1 untuk identifikasi sampel 1 dan sampel 2 secara terpisah , sedangkan tabung 3 dan 4 diisi dengan eluen isopropanol-asam asetat-air dengan perbandingan 7:2:1 untuk identifikasi sampel 1 dan 2 secara terpisah.
Tabung kromatografi diisi dengan eluen sebanyak 50 ml, ditutup rapat dan dikocok perlahan sampai homogen. Penjenuhan dilakukan dengan mendiamkan eluen kurang lebih selama 30 menit. Pada kertas kromatografi dibuat garis start pada jarak 2 cm dan panjang linstasan eluan 8 cm sampai front. Pada garis start ditandai dengan pensil untuk standar dan sampel dengan jarak tiap titik sama, diberi nama yang sesuai. Standar dan sampel ditotolkan pada kertas yang telah diberi tanda dengan pipa kapiler sampai jenuh dengan diselingi pengeringan setiap penotolan. Kertas dibentuk silinder dan diikat menggunakan jarum dan benang. Dengan hati hati kertas yang telah dibuat silinder dimasukan kedalam tabung kromatografi yang telah dijenuhkan. Sistem dibiarkan berjalan, pencatatan waktu dimulai ketika eluan mencapai start dan berhenti ketika mencapai front. Kertas dikeluarkan dan dikering udarakan kemudian diberi pewarna ninhidrin dengan menyemprotkannya didalam ruang asam. Penyemprotan dilakukan dari bagian bawah terlebih dahulu. Kertas hasil pemisahan yang telah diberi warna kemudian dikeringkan didalam oven dan kemudian diidentifikasi. Tabung kromatografi yang digunakan sebanyak 4 buah, dengan menggunakan 2 eluen yang berbeda. Tabung 1 dan 2 diisi dengan eluen n-butanol-asam asetat- air dengan perbandingan 4:2:1 untuk identifikasi sampel 1 dan sampel 2 secara terpisah , sedangkan tabung 3 dan 4 diisi dengan eluen isopropanol-asam asetat-air dengan perbandingan 7:2:1 untuk identifikasi sampel 1 dan 2 secara terpisah.
0 komentar:
Post a Comment